Bab 1
Dollar Amerika
“Ya Tuhan,
jadikanlah hari ini kiamat…!!!” ia ingin meneriakkan kata-kata itu
sekeras-kerasnya. Tapi tak ada suara apapun yang keluar dari mulutnya, wajahnya
terasa panas, keringat membanjiri tubuhnya. Padahal ini ruangan AC yang membuat
25 orang peserta pelatihan yang duduk di hadapannya menggigil kedinginan.
Bencana ini
dimulai tadi pagi sebelum subuh. Ponselnya berdering kencang,
Setengah sadar ia
mengangkatnya, “Halloh…” suaranya parau. “Hallo!” sebuah suara ceria terdengar -terlalu
ceria. Ia melirik jam dinding kamar kontrakannya, jam 3 pagi.
Di seberang sana, seorang perempuan
berumur kira-kira berumur 40 tahun, di sebuah kelab malam di jakarta sedang
setengah mabuk, sebelah tangannya memeluk leher pria bule, satu tangannya yang
lain menggenggam ponsel, ia sedang menelepon seseorang di Semarang, seorang
pria yang belum pernah dilihatnya, ia hanya berhubungan melalui email kantor
selama ini. Seharusnya besok ia harus ke semarang, menumpang penerbangan paling
pagi, tapi ada urusan yang lebih penting di sini, pria bule yg baru dikenalnya
satu jam yg lalu ini tampan sekali. Semoga ini hari keberuntungannya, ia sudah
ingin sekali menikah tapi bukan dengan orang Indonesia, ia ingin tinggal di
sebuah kota di Eropa. Lagi pula, pria Indonesia tidak ada yang tahu bagaimana
cara memuaskannya.
“Maaf, menganggu tidurmu, tapi ini
penting sekali, besok saya tidak bisa ke Semarang, anda harus mengggantikan
saya mengajar” suaranya masih tetap ceria.
“Apa?! Gila, saya tidak tahu apa-apa
tentang materi yang akan anda ajarkan.” Lelaki itu mendadak terjaga penuh.
“Santai saja, ini hanya tentang
mata uang dollar. Anda tinggal baca saja materinya, saya sudah mengirimkannya
ke email anda kan? Terimakasih ya, anda baik sekali.” Dan ia menutup telepon
itu, lalu menenggelamkan diri ke pelukan pria bule itu.